Selasa, 21 Oktober 2008

Renovasi Rumah

Seminggu penuh kemarin, rumah yang baru saya tempati enam bulan terakhir akhirnya mendapat jatah untuk dipercantik bagian depannya, dan sedikit bagian belakang yang biasa dipakai untuk jemuran. Selain buat jemuran, bidang tanah sisa seluas 2,5 x 3 meter ini sering saya pakai untuk istirahat, sambil ngopi di malam hari saat anak saya sudah terlelap tidur. Sebelumnya, sebidang tanah ini maksudnya buat jemuran dan taman, makanya saya tanami rumput Jepang. Tapi karena tanahnya sering kering dan tidak subur, rumput ini menjadi kering dan tanah akhirnya becek dipakai jemuran. Maka, demi untuk membuat senang istri (dan menghindari ocehannya kalo lagi ada jemuran), maka sebidang tanah itu akhirnya direlakan di pavingblok.
Saya harus 'perang' opini dulu dengan istri, karena maunya di semen saja. Akhirnya, pilihan dipaving blok bisa diterima dengan alasan bisa menyerap air, tidak panas dan mudah dibongkar seandainya nanti ada perluasan.
Selain dipaving blok, karena seringkali butuh tempat nyuci sandal kotor maupun barang-barang lain, akhirnya terpaksa harus menambah jaringan pipa air dengan jalan membongkar jaringan pipa di dalam rumah dan mangalirkannya ke halaman belakang tadi.
Dan ternyata, fungsinya akhirnya malah buat mandi sama anak saya, karena tempatnya lebih luas, terbuka dan sudah tidak becek lagi. Saking senangnya, mandi sampai satu jam sambil bermain2 air dan teriak - teriak sesukanya. Huh.... dasar anak!!!!

Senin, 20 Oktober 2008

Masih adakah semangat berwirausaha?

Tadi malam, saya mendapat tugas untuk menjemput tamu asing, seorang konsultan, di bandara Soekarno-Hatta. Pesawat datang terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan. Untuk membunuh waktu, sambil melihat - lihat hilir mudik orang yang datang dan pergi maupun yang menjemput, saya mengambil posisi di smoking area.

Tak lama kemudian, seorang pria gagah dengan kaus berwarna biru dan jeans, datang dengan membawa trolley bag, duduk di samping saya sambil menyapa ramah. Dan obrolan pun mengalir lancar.

Ternyata, pria tersebut sedang transit dari semarang untuk bergabung dengan rombongan dari Jakarta yang akan berangkat ke China untuk mengikuti China Asean Expo (CAEXPO) di Guangxi. Beliau ternyata pengusaha kerajinan ukir Jepara. Dari ceritanya, beliau sudah melalangbuana ke Eropa, Amerika, Afrika Selatan dan Asia untuk mengikuti pameran produk. Untuk bisa mengikuti event seperti ini, biasanya difasilitasi pemerintah, tapi untuk akomodasi dan biaya pameran masih dari kantong pengusaha.

Menurut pria tersebut, dari hasil pemeran yang diikutinya, selalu saja ada deal penjualan baik berupa produk yang dibuat di Indonesia maupun kadang-kadang hanya berupa jasa ukir. Jadi, pemesan menyediakan semua bahan, dan tinggal mendatangkan pengukir-pengukir ke negara pemesan. Alamat websitenya http://www.sipra-furniture.com/

Hmm....

Saya sangat terkesan dengan pertemuan ini, karena jadi tahu bahwa produk-produk spesifik seperti ukiran bisa merambah ke negara lain dan dikelola oleh seorang entrepreneur muda. Mendengar uraiannya, saya bisa merasakan aura positif yang memancarkan semangat untuk terus berkarya dan berusaha memajukan usaha, apapun bentuk usahanya.

Saya jadi mengaca, apa yang telah saya lakukan untuk bisa memulai usaha??

Jumat, 17 Oktober 2008

Tekanan Darah Rendah

Saya sudah lama sekali tidak check up ke dokter. So, ketika kemarin mengikuti serangkaian test kesehatan sebagai syarat penerimaan karyawan baru (udah pingin resign nih :)), saya terkejut bukan kepalang ketika petugas medis bilang "Tekanan darahnya rendah sekali Pak??" kata petugas medis saat memeriksa.
"Masak sih? Berapa? " tanyaku penasaran.
" < 90 mmHg, ada keluhanPak?" jawab petugas medis.
"Nggak ada tuh Bu...." jawabku.
"Kalo gitu jangan suka begadang dan rajin olahraga Pak" sarannya.

Degh......
2 hal itu memang sangat jarang aku lakukan selama beberapa bulan ini. Pasti penyebabnya adalah: MALAS. Sebuah alasan klise untuk menyembunyikan apa penyebab sebenarnya. Padahal, kalo diteliti lebih jauh sih, sebenarnya semua yang aku alami saling terkait. Jadi, menurutku, asal muasalnya adalah dari pikiran.
Pikiran yang ruwet, entah mikirin kerja, keluarga atau aspek kehidupan yang lain menyebabkan otak jadi berpikir keras, gelisah dan susah tidur. Nah... saat seperti itu biasanya kita butuh sesuatu untuk menyeimbangkan keruwetran pikiran kita. So, sambil mikirin apa saja, kita bikin kopi, terus ngerokok sambil makan cemilan. Akhirnya kita tambah nggak bisa tidur, begadang semalaman. Paginya bangun kesiangan dan malas-malasan. Boro-boro olahraga, bangun tidur mau kerja saja rasanya berat banget, iya kan??

Akhir-akhir ini memang harus saya akui kalo pikiran lagi semrawut. Banyak hal yang membuat ruwet. Tapi pada intinya adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kerja atau wirausaha.
Dengan kondisi tempat kerja sekarang yang sudah sangat-sangat tidak kondusif, ingin rasanya segera resign dan pindah kerja ke tempat lain yang lebih baik. Tapi di sisi lain, jika harus pindah kerja, maka niat untuk segera punya usaha sedikit terhalang. Setidaknya, untuk masa-masa adaptasi nggak bisa leluasa untuk menjalankan usaha yang sedang saya rintis. Padahal, niat untuk wirausaha sudah sangat menggebu-nggebu.
Sedangkan, kalo di tempat kerja sekarang bisa lebih leluasa, tetapi suasananya sudah sangat panas dan tidak nyaman.
Mana yang harus aku pilih Tuhan? Tolong beri kemudahan untuk menentukan pilihan dan jalan keluarnya.

Jadi, test kesehatan kemarin menyadarkan saya kalo harus segera mengakhiri keruwetan ini. Dalam hati kecilku, belum saatnya aku bisa full wira usaha. Perlu cari modal dulu, sambil mendevelop produk yang mana yang bagus untuk dipilih.
Semoga, jawaban itu segera datang.............................

Kamis, 16 Oktober 2008

Ihwal Kopiketan

Pernahkah anda mendengar tentang Kopi Ketan?
Kopi Ketan yang dimaksud bukanlah jenis dari biji kopi semisal Kopi Arabica, tapi sebutan untuk Segelas Kopi dan Sepiring Ketan.

Kopi dan ketan sering disajikan bersamaan ketika sedang menjamu tamu, atau sebagai menu sarapan pagi bagi kalangan petani dan buruh tani sebelum turun ke sawah di pagi hari. Selain itu, jika kita bertandang ke warung kopi di kampung-kampung Jawa, biasanya ketan menjadi menu pendamping kopi yang nikmat. Ketan yang disajikan biasanya ditaburi dengan parutan kelapa atau kacang. Saya tidak tahu persis, kenapa kopi dan ketan akhirnya menjadi dua sejoli yang selalu nikmat disajikan bersama-sama. Yang pastinya sih, kalau untuk menu sarapan, pas banget karena cepat kenyang dan awet lagi, hehehe....

Ketika masih kecil, di masa musim tanam padi, saya sering menunggui Ibu menyangrai kopi menjelang sore kemudian menumbuknya sampai halus pada sebuah lumpung besi. Kopi itu lalu disimpan dalam sebuah toples plastik berwarna coklat dan ditaruh dalam sebuah lemari kayu di dapur. Dan, pagi - pagi sebelum subuh, saat ayam jantan mulai berkokok, ibu sudah bangun untuk memasak ketan dan menyiapkan kopi buat ayah dan para buruh tani yang akan membantu menanam padi. Pada saat seperti itulah, saya terbiasa untuk selalu meminta ibu menyediakan kopi dan ketan seperti yang disediakan untuk ayah, meskipun oleh ibu pasti hanya akan diberi sedikit saja, sekedar untuk menghilangkan rasa ingin.

Dan ketika beranjak remaja, semasa SMA hingga kini, ngopi akhirnya menjadi kebiasaan dan menjadi ritual yang sama seperti minum air maupun mandi. Setidaknya, segelas kopi selalu tersedia di meja makan yang sewaktu - waktu bisa diseruput.

Nikmat........

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP